RANGKUMAN MATERI SBdP KELAS VI TEMA 7 KEPEMIMPINAN
RANGKUMAN MATERI KELAS VI
TEMA 7. KEPEMIMPINAN
Kompetensi Dasar : SBdP
Subtema 1
3.2. Memahami interval nada4.2. Memainkan interval nada melalui lagu dan alat musik
Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada merupakan susunan berjenjang, misalnya do, re, mi, fa, sol, la, si, do. Dalam seni musik ada jenis tangga nada diatonis. Tangga nada diatonis terdiri atas delapan nada. Tangga nada diatonis dibagi lagi dalam dua jenis tangga nada, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor. Tangga nada diatonis mayor memiliki interval (jarak nada) 1 1 ½ 1 1 1 ½ . Ciri-ciri tangga nada diatonis mayor biasanya sebagai berikut:
- Bersifat riang gembira.
- Bersemangat.
- Biasanya diawali dan diakhiri nada do. Namun, tidak menutup kemungkinan diawali dengan nada 5 (sol) atau 3 (mi) dan diakhiri nada 1 (do).
Lagu Ibu Kita Kartini diciptakan oleh WR Supratman dinyanyikan dengan nada dasar C = Do birama 4/4 dan tempo Andante. Lagu Gundul Pacul dari Jawa Tengah ciptaan RC Harjosubroto dinyanyikan dengan nada dasar Do= C, birama 4/4 dan tempo moderato artinya dinyanyikan dengan tempo sedang
Tangga Nada Diatonis Minor
Tangga nada diatonis minor memiliki interval (jarak nada) 1 ½ 1 1 1 ½ 1 1. Tangga nada diatonis minor ada bermacam-macam salah satunya tangga nada diatonis minor harmonis. Tangga nada diatonis minor harmonis adalah tangga nada diatonis minor dengan nada ketujuh dinaikkan setengah. Perhatikan contoh urutan tangga nada diatonis minor harmonis berikut.
Ciri-ciri tangga nada diatonis minor biasanya sebagai berikut.
- Lagu bersifat sedih.
- Lagu kurang bersemangat.
- Melodi lagu biasanya diawali dan diakhiri nada 6 (la). Namun, tidak menutup kemungkinan diawali nada 3 (mi) dan diakhiri nada 6 (la).
Secara umum, lagu bertangga nada diatonis minor bersifat sedih dan kurang bersemangat. Namun, ada pula lagu bertangga nada minor yang gembira dan bersemangat, misalnya lagu “Ayam Den Lapeh” dan “Bungong Jeumpa”.
Subtema 2: Pemimpin Idolaku
Tari Daerah Berpasangan
- Tari Piring berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat
- Tari serampang dua belas terkenal di daerah melayu (Melayu Deli), Sumatera Utara, (Ranah Minang) Sumatera barat, Pekanbaru (RIAU)
- Tari Payung berasal dari Sumatera Barat
- Tari Legong dari Bali
- Tari Janger Dari Bali
- Tari Ketuk tilu dari Jawa Barat
- Tari Bamabangan Cakil Dari Jawa Tengah
- Tari Zapin dari Riau
- Tari Gandrung dari Banyuwangi, Jawa timur
- Tari Golek Menak dari Yogyakarta
Unsur Tari
Tari Piring | |
---|---|
Unsur Tari | Keterangan |
Gerak | Berbagai macam gerak tari Piring tersebut dibagi ke dalam tiga fase, yaitu gerak awal yang terdiri atas gerak pasambahan dan singanjuo lalai. Bagian tengah terdiri atas gerak mencangkul sampai gerak menampih padi, dan bagian akhir terdiri atas gerak menginjak pecahan kaca. |
Tata Busana | Busana yang dikenakan para pria terdiri dari atasan lengan lebar berhias renda benang emas (busana rang mudo), celana dengan bagian tengah berukuran besar (saran galembong), kain songket (sisamping), ikat pinggang dari kain songket (cawek songket), serta penutup kepala berbentuk segitiga (destar). Busana yang dikenakan para penari wanita terdiri atas baju kurung dari kain satin atau beludru, bawahan kain songket, selendang, penutup kepala berbentuk tanduk khas Minang (Tikuluak tanduak balapak), serta aksesoris berupa kalung gadang, anting, dan kalung rambai. Pakaian yang digunakan para penaripun tersebut harus berwarna cerah dan sarat dengan nuansa warna merah dan kuning keemasan. |
Tata Rias | Tari piring ini banyak menggambarkan kegembiraan, kebersamaan, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat Minangkabau. Rias aksen akan memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. |
Iringan Tari | Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Piring adalah talempong, gandang, seruling, dan jentikan jari penari terhadap piring yang dipegang. |
Properti Tari | Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai properti utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan. |
Tempat Pertunjukan | Tari piring dipentaskan pada upacara adat, upacara pernikahan, upacara setelah panen padi maupun hasil bumi lainnya, khitanan dan pengangkatan penghulu. Biasanya tari piring dipertunjukan di tempat terbuka. |
Tokoh Tari Daerah
Nama Tokoh | Hasil Karya |
---|---|
Retno Maruti | Retno Maruti merupakan salah satu pencipta dan penata tari sekaligus penari. Ia mengembangkan tari Jawa terutama untuk gaya Surakarta. Karya-karya Retno Maruti banyak mengambil cerita epos Ramayana seperti “Alap-Alap Sukesi”, “Dewabrata”, “Abimanyu Gugur”. Ide cerita diambil dari babad tanah Jawa seperti “Ki Ageng Mangir” dan juga cerita tentang kepahlawanan “Untung Suropati.” Retno Maruti membuat inovasi baru terhadap seni tradisional disesuaikan dengan kondisi terkini sehingga tetap relevan untuk ditonton sebagai seni pertunjukan |
Huriah Adam | Huriah Adam merupakan salah satu tokoh seni tradisional tari Minang. Dia menggali semua potensi ragam gerak Randai ke dalam bentuk tarian baik dilakukan secara berkelompok maupun perseorangan atau pasangan. Ragam gerak pencak silat merupakan materi pada tari tradisional Minang. Hurian Adam juga menciptakan tari Payung yang melihat bahwa budaya Minang juga memiliki persinggungan dengan budaya Melayu. |
Rasinah | Rasinah merupakan salah satu maestro tari Topeng Cirebonan. Sepanjanghidupnya didedikasikan pada perkembangan dan pertumbuhan seni tradisional Topeng Cirebon terutama untuk gaya Indramayuan. Iravati Durban juga salah satu tokoh yang senantiasa mengembangkan tari tradisional Sunda. |
Trisna Bulan Jelantik | Trisna Bulan Jelantik merupakan salah satu tokoh dari sekian banyak tokoh penari dan penata tari tradisional Bali. Bulan Jelantik mengembangkan seni tradisi tari Bali. Bersama dengan Retno Maruti membuat dramatari “Calonarang” yang memadukan konsep dua budaya berbeda Bali dan Jawa dalam bentuk Bedayan dan Langendriyan. Trisna Bulan Jelantik adalah penari yang menyanyi dan menari dalam dua budaya Jawa dan Bali dalam iringan musik yang sama. |
Raden Tjetje Somantri | Raden Tjetje Somantri adalah saeorang pelopor tari kreasi Jawa Barat. R. Tjetje Somantri menciptakan Tari Dewi, Anjasmara I dan II, Puragabaya, Kendit Birayung, Dewi Serang dan Sulintang, Komala Gilang Kusumah, Ratu Graeni, Topeng Koncaran, Srigati, Golek Purwokertoan, Rineka Sari, Kukupu, Sekar Putri, Tari Merak, Golek Rineka, Nusantara, Anjasmara III dan Renggarini. |
S. Maridi | S. Maridi terkenal sebagai seniman tari yang karya-karyanya banyak menggunakan gerak tradisional. Beliau berasal dari Surakarta. Hasil- hasil karyanya, yaitu: Tari Gombyang Pareanom, Tari Merak Subai, Tari Bondan Tani |
R.I. Sasmita Mardono | Beliau berasal dari Yogyakarta. Seni tari yang beliau ciptakan merupakan hasil dari pengembangan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. R.I. Sasmito Mardono adalah seniman yang mengembangkan Tari Meraj Yogyakarta. Karya-karya beliau adalah: Tari Golek Ayun-Ayun, Tari Golek Kenya Tinembe, Beksan Menak Umaryono-Umardi |
I Wayan Dibia | Sesuai dengan namanya. I Wayan Dibia berasal dari Bali. Beliau adalah seniman yang banyak mengembangkan tari gaya Bali, karya beliau yang terkenal adalah Tari Jaran Teji. |
Wiwik Widiastutik | Wiwik Widiastutik Seorang pinata tari dari jakarta yang aslinya dari yogyakarta ini tidak diragukan lagi . Sebagai pinata tari beliau selalu menggali dan mengembangkan budaya betawi . Karyanya antara lain sebagai berikut : Tari Ronggeng blantek, Tari Ngarojeng, Tari Topeng, Tari Kembang Lambangsari |
Gugun Gumbira | Gugun Gumbira Seorang pinata tari yang juga berasal dari jawa barat ini mengembangkan tari rakyat ketuk tilu menjadi sebuah tontonan yang menarik yaitu tari Jaipongan . Bahkan tari ini sampai di kenal hingga ke mancanegara . Beliau juga mempunyai sanggar tari yaitu Sanggar tari jugala yang di khususkan untuk membuat tari-tarian jaipongan . Karyanya antara lain : Tari Daunpulus, Tari Serat Salira, Tari Kameutmeut |
Bagong Kusudiarjo | Bagong Kusudiarjo Beliau merupakan seorang pelukis dan juga pinata tari dari yogyakarta yang sudah terkenal . Bahkan karyanya telah menyebar keseluruh pelosok nusantara . Tari ini di sukai karena beragam dan berlatar belakang tradisi dari budaya-budaya diseluruh indonesia . Ini adalah karya tarinya : Tari Tani, Tari Batik, Tari Wira Pertiwi, Tari Reog, Tari Keris, Tari Bhayangkari |
Aspek | Keterangan |
---|---|
Ciri-ciri Patung | 1. Memiliki volume (panjang, lebar dan tinggi). |
2. Memiliki tekstur. Tekstur adalah sifat permukaan yang memiliki karakter halus, licin, polos, kasap, mengkilap, berkerut, dan sebagainya | |
3. Memiliki warna. Unsur warna yang ada pada patung dapat dimanfaatkan sebagai salah satu nilai estetis pada karya seni patung. | |
4. Memiliki bentuk. Bentuk (form) adalah wujud fisik yang dapat dilihat | |
5. Berbentuk manusia, hewan, maupun tumbuhan | |
Jenis-jenis patung | A. Berdasarkan bentuk : |
Berdasarkan bentuknya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Figuratif dan Nonfiguratif. | |
1. Figuratif merupakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk secara alamiah, Misalnya : manusia, hewan atau tumbuhan. Bentuk karya ini dibuat secara utuh sesuia dengan keasliannya. | |
2. Nonfiguratif merupakan karya seni rupa patung yang dibuat tidak seperti bentuk figuratif, yaitu dibuat diluar bentuk aslinya. Bentuk ini biasanya menampilkan garis-garis melintang atau memanjang, lubang, lekukan, benda dll. | |
B. Berdasarkan jenis : | |
Berdasarkan jenisnya, karya seni patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Zonde Bosse dan Relief | |
1. Zonde Bosse (bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas di kanan kirinya) | |
2. Relief adalah bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding. Relief dibagi menjadi 3 yaitu : Baserelief (menampilkan bentuk-bentuk yang timbul kurang dari setengahnya, Demirelief (menampilkan bentuk persis setengah dari bentuknya), Hautrelief (menampilkan bentuk yang sama dengan bentuknya). | |
C. Berdasarkan Fungsi : | |
Berdasarkan fungsinya patung dikelompokkan menjadi 6 kelompok sebagai berikut : | |
1. Patung Religi Patung religi adalah jenis-jenis patung yang dibuat untuk tujuan patung untuk sarana beribadah Patung-patung pada zaman dahulu seringkali di buat untuk kepentingan keagamaan. Misalnya, pada era kejayaan Hindu dan Budha, patung di buat untuk menghormati dewa atau untuk mengenang orang-orang yang yang diagungkan. Misalnya raja atau pimpinan keagamaan atau komunitas mereka. | |
2. Patung Monumen Patung monumen adalah jenis-jenis patung yang kedua. Patung monumen biasa dibuat untuk peringatan sebuah peristiwa atau kejadian yang bersejarah. Patung monumen juga dibuat untuk mengenang jasa seorang pahlawan besar dalam sebuah bangsa atau kelompok kenegaraan. | |
3. Patung Arsitektur Patung arsitektur adalah patung yang memiliki nilai estetika, dan berfungsi untuk menopang suatu konstruksi bangunan. Patung arsitektur mengutamakan kekokohan dan detil-detil keindahan guna memanjakan mata bagi yang memandangnya. | |
4. Patung Dekorasi Patung dekorasi adalah patung yang biasanya berfungsi untuk menghias suatu bangunan atau suatu tempat. Patung dekorasi juga bisa Anda temukan terletak di sebuah taman baik taman pribadi maupun taman umum. Tujuannya untuk mempercantik atau memperindah pemandangan di sekitarnya. | |
5. Patung Seni. Patung seni adalah patung yang dibuat dengan tujuan murni untuk estetika. Artinya, fungsi patung seni murni untuk dinikmati keindahannya dari segi bentuk dan makna bagi yang memahaminya. Patung seni bisa Anda temukan dalam pameran- pameran kesenian, di museum, atau di sebuah gedung dan tempat penting. | |
6. Patung Kerajinan Patung kerajinan adalah jenis patung yang murni diproduksi untuk tujuan konsumerisme. Artinya, patung kerajinan adalah patung yang diperjual-belikan secara bebas, dengan berbagai tujuan. Baik untuk hiasan rumah, taman dan lain sebagainya. | |
D. Berdasarkan corak | |
Berdasarkan coraknya, jika dilihat dari perwujudannya ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi 3 corak : | |
1. Corak Imitatif/realis/representatif adalah patung berdasarkan tiruan dari bentuk alam, berdasarkan bentuk fisik, baik anatomi, proporsi maupun gerak | |
2. Corak Deformatif adalah patung yang telah mengalami perubahan dari tiruan alam, diubah menjadi bentuk baru berdasarkan imajinasi pematung | |
3. Corak Nonfiguratif/abstrak adalah patung yang secara umum sudah meninggalkan bentuk-bentuk alam untuk perwujudannya. Corak abstrak dipengaruhi oleh aliran konstruksi. Patung dipandang sebagai bentuk konstruksi, yaitu besi, kayu, plat, plastik, kawat, dan lain-lain. | |
Bahan pembuat patung | 1. Bahan lunak yaitu bahan yang digunakan lunak dan mudah dibentuk. Seperti tanah liat, plastisin, sabun dan lainnya. |
2. Bahan sedang yaitu bahan yang digunakan tidak lunak dan tidak keras. | |
3. Misal kayu sengon, kayu waru, kayu mahoni, kayu randu dan lainnya | |
4. Bahan keras yaitu bahan yang dapat berupa kayu atau batu-batuan. Misal kayu jati, kayu ulin, batu andesit, batu granit, batu marmer dan lainnya | |
5. Bahan campuran yaitu bahan yang bukan berasal dari 3 jenis bahan di atas. Misal dari semen, pasir, perunggu, kuningan, emas dan lainnya. | |
Teknik pembuatan patung | 1. Teknik pahat adalah pembuatan patung dengan mengurangi bagian- bagian tertentu pada bahan dasar keras. |
2. Teknik cor adalah pembuatan patung dengan memanaskan logam hingga mencair kemudian dituangkan dalam cetakan patung yang telah dibentuk rupa patungnya | |
3. Teknik butsir adalah pembuatan patung dengan mengurangi bahan lunak seperti tanah liat, gips dan bahan yang berstruktur lunak lainnya. Teknik modeling adalah pembuatan patung dengan membuat model terlebih dahulu dan setelah itu dibentuk patung sebenarnya. | |
4. Teknik merakit adalah pembuatan patung dengan cara merakit bahan dasar patung kemudian merangkainya. | |
5. Teknik membentuk adalah pembuatan patung dengan cara membentuk patung secara bertahap sehingga tercipta patung yang diinginkan. |
- Siapkan kertas bekas.
- Rendam kertas kira-kira selama 24 jam sampai lunak.
- Buatlah kerangka menggunakan kawat. Besar kecilnya kawat menyesuaikan besar kecilnya patung yang akan dibuat.
- Kertas yang sudah lunak dapat ditumbuk lagi, lalu diperas dan dicampur dengan lem kanji (sampai berbentuk seperti tanah liat).
- Tempelkan bubur kertas pada kerangka kawat sesuai dengan bentuk yang dinginkan.
- Untuk mendapatkan lapisan luar yang halus, lapislah dengan kertas yang berwarna putih dengan lem.
- Jemur patung di bawah sinar matahari.
- Setelah kering, warnai patung dengan cat kayu atau cat tembok, sesuai warna yang kamu sukai.
Posting Komentar untuk "RANGKUMAN MATERI SBdP KELAS VI TEMA 7 KEPEMIMPINAN"